Banyak Orang Perempuan Namanya Disandingkan Dengan Nama "SITI", Mengapa Demikian???

 

Nama merupakan identitas seseorang, dalam hal tertentu adanya sebuah nama adalah syarat mutlak, kita ambil contoh dalam pengurusan dokumen kenegaraan maupun saat akad nikah dan masih banyak hal lain yang memerlukan sebuah nama. Dalam islam sebuah nama merupakan doa, berangkat dari keyakinan tersebut maka seyogyanya sebuah nama mempunyai arti yang baik pula.


 Dalam pemberian dan sandingan suatu nama  begitu banyak yang melatarbelakanginya, antara lain:

  Dari al-Qur’an, atau kitab suci lainnya; 

- Diambil dari nama-nama nabi, sahabat nabi, tabi’n, tabi’it tabi’in, orang-orang shalih atau shalihah dengan harapan mendapat cipratan kebaikan dari orang dimaksud;

- Kata yang mengandung arti kebaikan menurut bahasa suatu daerah maupun negara;

-  Kata serapan dari bahasa asing

-  Kombinasi antara nama ayah dan ibu atau yang ada hubungan famili;

-  Disesuaikan dengan benda, tempat ataupun kejadian pada saat proses awal hamil maupun melahirkan;

-  Nama bulan atau masa saat melahirkan;

-  Diambil dari nama idola, karena begitu mengagumi publik figur tertentu;

- Dan masih banyak lagi yang menjadi dasar pengambilan suatu nama.

Dari beberapa alasan tersebut sehingga tidak jarang adanya kesamaan sebuah nama (beda orang).

 

Pemberian dan sandingan nama “SITI” bagi muslimah di Indonesia khususnya, dan rumpun Melayu pada umumnya hampir bisa dikatakan mendominasi. Nama tersebut diyakini membawa dampak positif bagi seorang anak karena mereka beranggapan nama “SITI” ini meruju’ pada nama-nama kerabat dan istri baginda nabi Muhammad SAW serta muslimah-muslimah shalihah terdahulu. Padahal tidak ada satu riwayatpun yang menerangkan bahwa nama-nama kerabat dan istri nabi Muhammad SAW yang namanya disandingkan dengan nama “SITI”, tidak ada satupun penjelasan bahwa KHADIJAH (istri nabi) namanya disandingkan dengan “SITI” (SITI KHADIJAH). Dalam sejarah disana dijelaskan SAYYIDATI KHADIJAH (Khulasah Nurul Yaqin Juz Awwal, hal: 11), AMINAH, AISYAH, HAFSAH, RAMLAH dan lain sebagainya, bukan SITI KHADIJAH.

Pertama, “SITI” merupakan serapan dari bahasa asing (bahasa Arab) yaitu “SAYYIDATI” yang mempunyai arti nyonya atau bisa dikatakan sebuah panggilan atau tambahan untuk seorang wanita yang dihormati pada kota tersebut (Arab).

Kedua, “SITI” dalam bahasa Jawa adalah bumi atau tanah, yang berasal dari bahasa Sanskerta “KSITI” yang bermakna bumi, tanah, tempat hidup. Nama Siti ini sudah banyak digunakan sejak zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Berdasarkan pemahaman-pemahaman tersebut di atas, nama yang disandingkan dengan “SITI” termasuk kategori nama yang bagus, baik jika didasarkan pada serapan bahasa arab maupun bahasa sanskerta. Hanya saja jika tolak ukurnya terhadap para kerabat nabi Muhammad SAW serta istri-istri beliau maka sedikit mengurangi keorisinalan panggilan atau sebutan nama kerabat nabi Muhammad SAW serta istri-istri Nabi Muhammad SAW.

 


Demikian tulisan singkat ini, berilah nama anak cucu kita dengan nama yang mempunyai arti dan maksud baik, harapannya dengan nama yang baik itu pula akan menjadi salahsatu faktor penyebab keshalih/shalihah-an anak cucu kita kelak. Semoga bermanfaat.

 

Author: Abdi Arifin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANAK PINTAR DI SEKOLAH

JANGAN DIBUANG...! BERIKUT MANFAAT BIJI NANGKA (BIGILEN) UNTUK KESEHATAN TUBUH

CONTOH SK OPERATOR MADRASAH (EMIS)