Sulit Menentukan Ikhlas atau Riya'??? Simak Ulasan Berikut
IKHLAS, kalimat ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita, sejak kecil orangtua kita selalu berpesan “Yang ikhlas dalam beribadah dan berbuat”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ikhlas adalah bersih hati; tulus hati;.
Ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya suatu amal ibadah kepada Allah SWT, ibadah tanpa didasari ikhlas maka akan berdampak tidak diterimanya amal atau ibadah kita, dengan kata lain amal ibadah kita tidak mendapatkan pahala atau sia-sia belaka.
Lantas bagaimana agar amal kita agar bisa diterima disisi Allah SWT? Dan bagaimana cara memupuk rasa Ikhlas tersebut?. Dikutip dari dawuh Syeikh KH. Ali Ridlo Hasyim (Pengasuh PP. Dalil al-Khairat al-Hasyimi Raci Pasuruan) bahwa ikhlas itu ada 3 (tiga) tingkatan (level).
1. High Level (Tingkat Tinggi)
Dalam beramal dan beribadah seorang hamba (manusia) tanpa pamrih atau tidak mengharap timbal-balik dari sang Khaliq (Allah). Beribadah semata-mata hanya mengharap ridlo dari Allah SWT.
Misal: mendirikan shalat bukan karena agar masuk surga atau terhindar dari panasnya api neraka, silaturrahmi tidak mengharap agar panjang umur serta dipermudah rizki.
2. Middle Level (Tingkat Menengah)
Ibadah seorang hamba murni karena Allah, hanya saja ada motivasi tersendiri dalam kegiatan ibadah tersebut, motivasi disini masih dalam tataran non material.
Misal: berpuasa di bulan Ramadhan karena Allah SWT serta berharap masuk surga dan terhindar dari pedihnya api neraka.
3. Low Level (Tingkat Bawah)
Dalam menjalankan ibadah, seorang hamba tetap karena Allah hanya saja ada asa duniawi di dalam ibadahnya tersebut.
Misal: seorang mendirikan shalat dhuha masih tetap karena Allah SWT, disamping niat karena Allah tersebut sang makhluk mengharap surga dan dipermudah dalam urusan duniawinya (rizki).
Mudah bukan untuk ikhlas.....???? untuk memupuk rasa ikhlas tersebut, mari kita mulai dari yang low level terlebih dahulu. Dengan tetap konsisten memperbaiki niat, insyaAllah level ikhlas kita akan naik dengan sendirinya.
Ketiga kategori tersebut di atas masih dalam tataran ikhlas, apabila niat ibadah kita tidak masuk ke dalam salahsatu level di atas maka bisa dipastikan ibadah tersebut tidak ikhlas. Contoh, ibadah haji agar dipanggil pak haji, membaca al-Quran agar dipuji orang lain, karena malu jika tidak berpuasa lantas kita berpuasa agar tidak jadi bahan pergunjingan, hawatir dikatakan bukan makhluk sosial maka kita terpaksa menghadiri suatu undangan, dan masih banyak contoh lain yang masuk kategori tidak iklhas dimana hal ini akan menyebabkan tidak terkabulnya suatu amal ibadah.
Author: Abdi Arifin




Komentar
Posting Komentar